Histori Bersemayamnya Benteng Martello

Histori Bersemayamnya Benteng Martello


 

JACAPTURE, JAKARTA – Pada masa lampau, Pulau Kelor dikenal dengan nama Pulau Kerkhof. Pulau Kelor adalah gugusan pulau yang berada di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Jakarta.  Memiliki jejak peninggalan era penjajahan seperti galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke-17 yaitu Benteng Martello. Benteng Martello merupakan saksi sejarah dengan kisah kelam didalamnya.

Garis sejarah tempat berdirinya benteng Martello

Latar belakang sejarah destinasi peninggalan zaman Hindia – Belanda  selalu menarik untuk disinggahi. Para generasi bangsa tentunya harus bisa memahami eksistensi khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan cagar budaya. Ketika Batavia masih dikuasai Belanda, pada tahun 1850 dibangunlah sebuah benteng yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dan menara pemantau di kawasan Kepulauan Seribu yang berjarak sangat dari dengan ibu kota. Benteng ini dibangun oleh tangan pribumi yang ditahan Belanda, tempat ini dinamakan Benteng Martello.

Benteng Martello memiliki tinggi 30 meter, berada dalam empat pulau sekelilingnya yaitu Pulau Onrust, Pulau Kelor, Pulau Bidadari, dan Pulau Cipir. Berbagai literatur sejarah pernah terjadi di keempat pulau ini. Keempatnya mendapatkan penyerangan Inggris, hingga hanya menyisakan dua benteng tersisa yaitu berada di Pulau Kelor dan Pulau Bidadari. Selain itu, mengalami dampak letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.

Sejarah kelam pulau ini menyisakan berbagai kisah. Pulau ini menjadi tempat kuburan masal bagi tahanan leluhur kita pada masa penjajahan. Serta menjadi tempat karantina penyakit lepra, sampai akhirnya mulai sempat menjadi pulau kosong dan tidak dilestarikan.

Spesifikasi Benteng Martello

Benteng Martello dan menara pengawas masih terlihat kokoh, berdiameter 23 meter dengan tebal dinding 2,5 meter. Terdapat barisan jendela besar dan kecil. Kemudian, di dalam struktur benteng tersebut terdapat tujuh ruang lantai dasar yang disekat oleh dinding bata. Penyimpanan amunisi diletakkan pada salah satu ruang tertutup. Di bagian tengah terdapat sekat lingkaran yang digunakan sebagai bagian tempat penyimpanan kapasitas air bersih untuk kebutuhan minum dan masak bagi para tentara. Menara pengawas ini memiliki dua lantai, terdapat 7 ruangan di lantai berikutnya. Diperkirakan pada lantai 2 digunakan sebagai ruangan tidur serta tempat pengintaian.

 Masa kini, pulau ini masuk menjadi cagar budaya Pemda DKI Jakarta serta bekerja sama dengan pihak Taman Impian Jaya Ancol. Keempat pulau ini menjadi wisata edukasi sejarah dan pelestarian lingkungan hidup pulau. Aksi tanam pohon, aksi bersih garis pantai, aksi penyelamatan cagar budaya, aksi penyelamatan hutan pulau dan habitat, bisa kita lakukan disini. Demi menjaga dan melestarikan keseimbangan lingkungan hidup antara pulau dan hulu sungai. Salam lestari.

Penulis: YMA

Komentar