History Bank Exim




JACAPTURE, JAKARTA – Museum Mandiri yang terletak di Jalan Lapangan Stasiun, Jakarta Barat, berdiri sejak tahun 1929. Museum ini memiliki luas tanah sekitar 15 ribu meter persegi. Bangunannya terdiri dari 4 lantai (basement, ground, lantai 1, dan lantai 2). Luas bangunannya sekitar 25 ribu meter persegi. Di lantai basement, kita bisa melihat benda-benda bersejarah seperti brankas, deposit box, dan ruang surat berharga. Sedangkan di lantai ground, ada banking para karyawan bank, pelataran bank kuno, dan buku besar. Buku besar merupakan salah satu koleksi karya besar yang menjadi bukti sejarah peranan NHM (Nederlansche Handel Maatschappij) di Nusantara.  Di lantai satu kita bisa melihat ruang rapat direksi dan foto-foto para direksi sebelum dan sesudah era Bank Mandiri. Di lantai dua ada tempat penyimpanan arsip Bank Mandiri, dan tidak dibuka untuk umum.

Yang menjadi ciri khas museum ini digunakan untuk menampung penjualan produk perkebunan hasil tanam paksa (cultuur stelsel). Pada saat itu zaman penjajahan Belanda, Museum Mandiri merupakan kantor pusat NHM. NHM adalah bank atau perusahaan dagang milik Belanda. Dahulu NHM memaksa orang Indonesia untuk menanam produk perkebunan seperti kelapa sawit, tebu, karet, dan teh. Produk perkebunan tersebut kemudian dijual ke Eropa. Hasil penjualannya ditabung di Bank NHM.

Setelah masa kemerdekaan atau tepatnya tahun 1960, Bank NHM dinasionalisasi dan namanya diganti menjadi Bank Exim atau Bank Ekspor Impor. Tahun 1998 terjadi krisis moneter di Indonesia yang menyebabkan 4 bank, yakni Bank Exim, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara, dan Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia), terlikuidasi (bangkrut). Ke empat bank ini kemudia dilebur menjadi satu dan diberi nama Bank Mandiri. 

Bangunan Masih Asli

Sejak tahun 2005, bangunan Bank Mandiri beralih fungsi menjadi Museum Mandiri. Dan semenjak itu, bangunan museum ini tidak pernah direnovasi. Jadi semua detail yang ada di dalam museum masih asli.

Dalam satu minggu, pengunjung yang datang ke Museum Mandiri mencapai 500-700 orang. Selain turis lokal, turis mancanegara juga sering berkunjung. Kebanyakan berasal dari Belanda, Korea, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya. 

 

 

Penulis: YMA


Komentar