Trembesi, Payung Raksasa yang Indah


JACAPTURE, JAKARTA – Pohon trembesi dijuluki sebagai pohon hujan, Ki Hujan, dan slobin. Pada zaman penjajahan kolonial Belanda, pohon trembesi banyak ditanam untuk peneduh jalan. Pohonnya besar seperti payung. Akar, dahan, dan batangnya berukuran sangat besar seperti pohon raksasa yang teduh. Usia pohon trembesi bisa berumur panjang hingga ratusan tahun.

Penyejuk Udara

Gas karbon dioksida menyebabkan suhu udara menjadi panas. Pohon trembesi mampu menyerap mencapai 28 ton gas karbon dioksida di udara per tahun. Pohon trembesi mengubah gas karbon dioksida menjadi gas okseigen dan batang kayu yang besar. Tidak heran, saat berada di bawah trembesi, udara terasa sejuk dan segar. Inilah keistimewaan pohon trembesi, pintar menyerap gas karbon dioksida dan menyimpan air. Naungan daun pohon trembesi mampu menurunkan suhu udara di sekitarnya.

Penyelamat Kelaparan

Banyak masyarakat desa menyayangi pohon trembesi. Biji trembesi bisa dimasak menjadi kacang yang lezat. Sebutan kacang dari pohon trembesi yaitu mindik atau godril. Rasanya gurih dan zat proteinnya sangat tinggi. Mindik menjadi makanan penyelamat masyarakat desa, kala musim paceklik atau gagal panen.

Pohon Hujan

Daun-daun pohon trembesi mempunyai sifat yang unik. Pada pukul lima sore, daun pohon trembesi akan menutup. Ketika matahari telah bersinar di pagi hari, daun-daun akan terbuka kembali. Daun trembesi juga menutup saat awan mulai mendung. Sebutan Ki Hujan bermakna mengatupnya daun pohon trembesi pertanda hari akan hujan. Orang-orang menyebutnya pohon hujan juga karena putik-putik bunganya sering berguguran seperti hujan.

 

Penulis: YMA


Komentar