JACAPTURE, JAKARTA – Tradisi membatik di lingkungan etnik masyarakat Betawi telah berkembang sejak akhir abad ke-19. Pada 30 September 2009, batik Indonesia dimasukkan secara resmi sebagai salah satu warisan budaya takbenda oleh UNESCO. Bermula di pesisir Jakarta yaitu Marunda, batik Betawi mulai digagaskan hingga menyebar ke Kemayoran, Terogong, Gandaria, dan beberapa wilayah lainnya. Kemudian muncul gagasan membentuk wadah himpunan untuk persatuan pengrajin batik yang diberi nama Keluarga Batik Betawi (KBB). Organisasi ini menginduk di bawah Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) bersama dengan saggar kelestarian yang lain. Organisasi ini didirikan oleh LKB bersama dengan Jakarta Islamic Centre.
Batik Betawi, Beda!
Yang membedakan antara
motif batik Betawi dengan daerah lainnya adalah, motif batik Betawi mengambil
unsur-unsur yang terdapat pada kearifan masyarakat Betawi serta simbol-simbol
dan ikon Jakarta sebagai ibu kota. Diantaranya ada ondel-ondel, monas, flora,
alat musik tradisional (tanjidor, gambang).
Terdapat dua macam batik yaitu batik cap dan batik tulis. KBB telah memiliki dua workshop yaitu: Rumah Keluarga Batik Betawi yang berlokasi di Muara Air Tawar, Marunda, rumah ini menjadi pusat komunikasi dan pengembangan kegiatan bagi anggota KBB; sedangkan workshop kedua dibangun di lokasi wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, dikhususkan untuk pengembangan batik Betawi dengan sistem pewarnaan alami seperti menggunakan jambal, jelawe, secang, dan tingi. Makna dari warna merah adalah kemauan yang besar untuk belajar, dinamis, dan berani. Warna kuning sebagai kehangatan, kecerdikan, berbakat dalam bisnis. Warna biru melambangkan mempertahankan aturan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku. Warna hijau berarti harmoni dan kebersamaan. Warna putih bermakna suci dan religius. Serta warna hitam berkarakter petualang, imajinatif, dan misterius.
Melengkapi Jakarta
Warna motif batik
Betawi. Saat ini, motif batik Betawi masih terus berkembang. Adapun motif-motif
khas batik Betawi meliputi:
1. Motif Pencakar
Langit : menggambarkan ondel-ondel sebagai maskot Betawi yang berdiri kokoh di
antara bangunan-bangunan yang menjulang tinggi, kemajuan teknologi, dan
derasnya komunikasi modern di Jakarta. Semaju apapun Kota Jakarta, ondel-ondel
tetap menjadi buah ikon Betawi yang tidak akan diganti. Jakarta menerima
kemajuan teknologi, tetapi tidak akan meninggalkan tradisi.
2. Motif Jali-Jali:
mengenang bahwa dahulu di Jakarta banyak sekali jali-jali. Pohon ini merupakan
pohon yang paling disukai oleh anak-anak, karena buahnya sering dijadikan
kalung dan gelang. Tercipta dari sejarah sederhana tentang ja
3. Motif Burung
Hong: lambang kebahagiaan. Mendapat pengaruh dari budaya Tiongkok dan Arab. Didominasi warna merah dan kuning.
4. Motif Pengantin
Betawi: menggambarkan pakaian adat pengantin Betawi, perpaduan budaya Cina dan
Arab. Ada warna gelap dan warna terang.
5. Motif Penari
Ngaronjeng: mengangkat salah satu seni tari tradisional dari Jakarta. Ada
berwarna cerah dan gelap.
6. Motif Pucuk
Rebung: Bentuk berupa jajaran segitiga yang saling berhadapan, biasanya
didominasi warna merah dan kuning, sementara warna dasar kainnya adalah warna
hitam atau biru.
7. Motif Loreng
Ondel-Ondel: mengangkat maskot Jakarta, terdapat motif sepasang kembang kelapa
ondel-ondel.
Penulis: YMA
Komentar
Posting Komentar