Yuk, Modifikasi Permainan Tradisional!
JACAPTURE, JAKARTA – Kita memang tidak pernah lepas dari gadget.
Mematikan alarm bangun pagi atau mendengarkan musik. Mengirim pesan di sosial
media atau bermain games. Jari jemari kita tidak pernah berhenti menyentuh
gambar-gambar menarik di layar gadget. Mirisnya, hal ini tidak hanya terjadi
pada kalangan dewasa, kini anak-anak juga sangat menyandu dengan gadget. Jika
kamu sebagai orang tua atau kakak, kamu perlu tahu ini. Para dokter menemukan
banyak anak kegemukan, menderita penyakit obesitas, kolesterol tinggi, jantung,
diabetes milletus, dan radang otot. Penyakit ini sebenarnya yang biasa
menyerang orang dewasa. Anak masa kini menderita penyakit tersebut karena
jarang bergerak. Ya, kita memang lebih banyak bermain gadget dan tidak
bergerak. Sebetulnya tubuh manusia itu diciptakan untuk bergerak. Ketika
manusia tidak bergerak, maka sel tubuh akan rusak. Sayang sekali jika masih
muda tetapi sering sakit-sakitan dan memiliki penyakit.
Games di gadget memang
berupa gambar dan warna-warni yang menarik. Namun, gambar games adalah hasil
imajinasi orang lain. Kita disuruh mengikuti imajinasi orang lain. Padahal,
otak kita memiliki imajinasi sendiri. Alam di sekitar rumah memiliki imajinasi
tak terbatas. Saat bermain di alam, tidak akan muncul kata “Games is Over”.
Karena alam selalu berubah setiap saat. Buku dan alam memberi imajinasi yang
tidak akan habis dibandingkan permainan games komputer. Games tidak memberi
kita keterampilan yang dapat kita terapkan di kehidupan sehari-hari. Apa
mungkin, kamu bisa menerapkan pushing
lane (teknik di Mobile Legends)
untuk kecepatan
berlari ketika mengejar kereta atau busway?
“Sebetulnya ya pegal juga melihatnya, setiap hari kerjaannya nonton
youtube terus. Ngerjain tugas sekolah jadi angot-angotan (malas-malasan), makan
sambil megang hp, dari melek mata (bangun tidur) sampai merem (tidur malam) gak
lepas dari hp.” Ujar Nurlaela, seorang ibu rumah tangga yang mengurus dua
anaknya masih duduk di kelas 1 SD dan 3 SD.
“Kalau tindakan buat ngurangin candunya, ya sikap tegas. Kalau anak
ngebantah, kasih omongan yang tegas. Sembunyiin hp-nya, bujuk buat nonton acara
kartun di televisi sambil dibuatin cemilan.” Tambahnya lagi.
“Menurut gue, anak sekarang emang kena dampak banget sama internet.
Malah ya mereka lebih jago mainin games online daripada kita. Masa kecil mereka
jauh beda sama yang waktu dulu kita rasain, masih ngerasain lari-larian bareng
teman haha. Gue berharap, pelajaran olahraga di sekolah gak cuma ngajarin
olahraga formal kurikulum aja. Tapi, adain juga sosialisasi permainan-permainan
tradisional, kaya waktu dulu zaman gue SD ada yang namanya pelajaran PLBJ
(Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta) itu bermanfaat banget buat ngebangun
rasa penasaran anak buat lebih kenal sama permainan tradisional.” Ujar
Annisa Khoiriah, mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Teknologi
Pendidikan.
Kembali ke permainan tradisional
Selama permainan itu
melibatkan kita dan teman-teman, tak mungkin membosankan. Kita memiliki banyak
permainan tradisional yang seru dan menyenangkan. Apalagi jika kamu memiliki
halaman rumah yang cukup untuk berlari-larian, cobalah untuk sesekali flashback
kembali ke masa kecilmu saat bermain permainan tradisional dengan teman-teman.
Jangan lupa ajak adikmu untuk menyicipi permainan tradisional.
·
Gobak sodor.
Permainan ini memerlukan kecepatan, ketangkasan, kecerdikan, dan kerja sama tim
untuk menghindari atau tersentuh lawan. Di daerah Jawa Barat, permainan ini
dikenal dengan nama galah asin atau galasin. Sementara di daerah Riau bernama
permainan galah panjang.
·
Bola gebog. Bola
gebog juga memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai daerah misalnya,
bebencaran (Jawa Barat) dan boy-boyan (Sulawesi Selatan). Meski berbeda nama,
cara bermain permainan ini hampir sama yaitu, menghancurkan tumpukan pecahan
genting lalu lari secepatnya untuk menghindari timpukan bola teman yang jaga.
·
Dampu. Permainan
ini menggunakan batu pipih untuk merobohkan batu lawan. Caranya adalah:
(1)
Melemparkan batu
dengan tangan; (2) Melontarkan batu dengan kaki; (3) Melompat-lompat sambil
membawa batu milik kita di kaki, mengahampiri batu lawan lalu merobohkannya
disitu.
Tips bermain permainan tradisional lebih seru
·
Tambahkan alat
lain
Kamu bisa
menambahkan properti dengan menggunakan sarung saat bermain bola gebok, gobak
sodor, maupun dampu. Bagaimana ya rasanya berlari menghindari lawan atau
melompat dengan menggunakan sarung?
·
Tambahkan
hukuman lucu
Jika teman atau
tim yang kalah, diharuskan memakai baskom (ukuran sedang) di kepalanya selama
sesi permainan selanjutnya. Pastikan hukuman tidak membahayakan ya.
·
Tambahkan
peraturan tambahan
Beri aturan
tambahan seperti, setiap pemain harus menempel dengan pemain lain, sehingga permainan
jadi lebih sulit dan menantang.
Teknologi memanglah
perkembangan yang harus selalu dipelajari, namun kita harus memberikan porsi,
tindakan, dan didikan yang tepat kepada anak di bawah umur agar tidak berdampak
buruk bagi imajinasi maupun kesehatan tubuhnya.
Penulis: YMA
Komentar
Posting Komentar